
Prolog
Dalam atmosfer pasar yang fluktuatif, bear market yang belum usai, serta siklus gejolak geopolitik yang ikut mengguncang stabilitas harga aset kripto, diskusi AMA antara Tokenomy dan Medan Crypto Community menjadi salah satu sarana edukasi yang menarik bagi pemula maupun yang sudah lama di dunia kripto. Dalam diskusi ini suasananya dipandu dengan santai tapi padat pada Selasa malam, 24 Juni 2025, narasumber dari Tokenomy membuka peta baru bagi komunitas Web3 lokal sebagaimana Medan Crypto Community yang mana dengan hal ini airdrop dapat menjadi jalur masuk minim risiko ke dunia kripto.
1. Airdrop: Jalan Masuk Tanpa Modal, Tapi Butuh Hati dan Niat
Salah satu insight utama dari sesi ini adalah bahwa airdrop bukan sekadar berburu token gratis, tetapi metode terencana untuk membangun posisi di Web3 tanpa harus bermodal besar. “Modalnya justru adalah waktu, kesabaran, dan kemauan belajar,” jelas narasumber. Tidak seperti trading yang membutuhkan aset, margin, atau posisi leverage, airdrop membuka peluang lewat interaksi dengan jaringan, partisipasi dalam testnet, dan eksekusi perintah on-chain sederhana. Namun semua itu harus dimulai dengan satu hal: wallet Web3. Narasumber menyarankan untuk membuat wallet baru khusus airdrop, terutama bagi mereka yang sebelumnya adalah trader aktif. Alasannya? Karena banyak proyek testnet belum teruji sepenuhnya, dan potensi jebakan smart contract masih tinggi. Memisahkan wallet juga menjadi tindakan preventif untuk menghindari kerugian lebih luas bila terjadi exploit.
2. Tools Dasar: Wallet, Browser, dan Media Sosial
Setelah memiliki wallet baru, peserta airdrop wajib membekali diri dengan tools dasar lain: browser yang kompatibel dengan banyak dApps dan akun media sosial aktif. Sering kali, proyek dalam fase testnet belum mendukung semua browser, sehingga menggunakan beberapa browser seperti Chrome, Brave, atau Firefox adalah strategi yang aman. Media sosial juga menjadi sumber informasi utama. Tapi jangan asal ikut hype. Periksa dulu kualitas interaksi proyek di media sosial—misalnya, apakah mereka konsisten posting, bagaimana pola engagement-nya, apakah follower-nya organik atau dipenuhi komentar dari bot. Proyek yang sungguh-sungguh membangun biasanya punya komunitas kecil tapi aktif.
3. Komunitas Airdrop: Mesin Penggerak Distribusi
Narasumber menekankan bahwa kekuatan utama airdrop bukan hanya proyeknya, tapi juga komunitas yang menopangnya. Proyek-proyek yang sukses tanpa campaign besar biasanya memiliki komunitas grassroots yang kuat dan saling berbagi peluang. Maka dari itu, bergabung ke grup-grup airdrop atau komunitas yang concern terhadap ekosistem Web3 menjadi langkah strategis. Sebagai contoh, Tokenomy tidak hanya menyediakan edukasi teknis, tapi juga membangun alat bantu seperti platform screening dan pemantauan peluang airdrop yang akan segera ditunjukkan ke publik. Tools seperti ini sangat membantu bagi para pendatang baru untuk mulai dari nol tanpa tersesat dalam kebisingan Web3.
4. Deteksi Proyek Scam: Tips Praktis dari Lapangan
Dalam dunia airdrop, scam adalah hantu yang tidak bisa diabaikan. Maka dari itu, peserta AMA diberikan panduan cara screening proyek yang patut dicurigai:
- Periksa Media Sosial – Aktif tidaknya akun proyek sangat menentukan. Waspadai jika akun baru tiba-tiba booming tanpa track record jelas.
- Cek Partner dan Backer – Jangan terpukau klaim. Telusuri apakah mitra proyek benar-benar bekerja sama atau sekadar tempelan logo.
- Waspada Proyek yang Fokus di Node Berbayar di Akhir – Ini seringkali menjadi indikasi bahwa tokenomics-nya tidak sehat dan berpotensi exit scam.
Jika sudah telanjur terlibat proyek mencurigakan, segera revoke akses wallet, ganti wallet, dan putuskan komunikasi sosial dengan proyek. Lebih baik kehilangan progres daripada kehilangan dana.
5. Siapa Investor di Balik Proyek Ini?
Investor juga bisa menjadi indikator reputasi. Menurut narasumber, dulunya Binance Labs menjadi jaminan emas bahwa suatu proyek akan “cuan”, namun sekarang sudah mulai berubah. Kini muncul narasi baru seperti Binance Alpha, dan semakin banyak proyek eksperimental lahir dari inkubator seperti a16z dan jaringan L1-L2 lainnya. Namun investor besar pun tak luput dari kasus blunder. Proyek seperti Mango atau LayerEdge sempat bikin gaduh karena penempatan di Binance Alpha tapi ternyata performa dan tokenomics-nya bermasalah. Maka dari itu, tidak ada jaminan pasti. Yang penting adalah riset menyeluruh dari calon peserta airdrop sebelum “garap”.
6. Airdrop Saat Perang dan Bear Market: Masih Worth It?
Salah satu pertanyaan menarik yang muncul adalah soal relevansi airdrop dalam situasi geopolitik global yang memanas. Jawaban narasumber cukup meyakinkan: justru saat market lesu karena perang atau krisis, airdrop jadi solusi paling masuk akal. Kenapa? Karena proyek Web3 cenderung menunda TGE (Token Generation Event) di saat pasar merah. Maka, ini menjadi masa tanam, bukan masa panen. Mereka yang tetap aktif akan memanen hasilnya nanti saat siklus market kembali bullish. Dalam istilah yang lebih filosofis: “Saat orang lain mundur karena takut, di situlah momen kita belajar dan menanam.”
7. Airdrop: Jalan Belajar Skill Web3 Secara Praktis
Lebih dari sekadar mencari reward, narasumber mendorong peserta AMA untuk melihat airdrop sebagai jalan belajar keterampilan Web3 langsung di lapangan. Interaksi dengan smart contract, partisipasi dalam testnet, mengenal DAO, staking, bridging, atau menjajal DeFi semuanya menjadi sarana belajar sekaligus portfolio pengalaman. Banyak alumni pemburu airdrop yang akhirnya direkrut bekerja di proyek Web3 karena sudah terbiasa dengan ekosistem dan tooling yang digunakan. Jadi, meskipun reward bisa saja kecil, value jangka panjangnya sangat besar, terutama dalam hal skill dan kesiapan menghadapi revolusi ekonomi digital berbasis blockchain.
Kesimpulan: Garap Airdrop, Bukan Sekadar Kejar Token
Sesi AMA ini berhasil menyampaikan pesan yang sangat penting: airdrop bukan hanya peluang ekonomi tanpa modal, tapi juga tiket belajar dan bertumbuh di dunia Web3. Di tengah pasar yang tidak menentu dan ancaman scam yang nyata, tetap ada jalan aman bagi mereka yang sabar, teliti, dan mau aktif di komunitas.
Jadi, apakah airdrop masih worth it? Jawabannya adalah iya, tapi hanya untuk mereka yang siap menanam, bukan hanya menunggu panen. Tokenomy bersama komunitas Medan Crypto memberikan blueprint awalnya selanjutnya, tinggal kamu sendiri yang menentukan langkahmu di jagat Web3.
Leave a Reply