Reku x Tether Goes to Solo: Mendorong Sinergi Komunitas dan Proyek Web3 di Indonesia

Posted by

Reku x Tether Goes to Solo

Pada 14 Juni 2025, kota Solo menjadi tuan rumah bagi salah satu rangkaian kegiatan edukasi kripto bertajuk “Reku x Tether Goes to Solo”, sebuah kolaborasi antara Reku Exchange (@reku_id) (sebelumnya bernama Rekeningku) dan Tether (USDT) (@usdt_online) Acara ini mempertemukan berbagai pihak dalam ekosistem Web3 Indonesia, mulai dari pelaku industri, komunitas lokal, hingga proyek-proyek blockchain global seperti Lisk (@LiskHQ ) dan SUI (@SuiNetwork) Tur edukatif ini merupakan bagian dari program keliling sepuluh kota di Indonesia yang sudah dimulai sejak tahun 2024. Di tahun sebelumnya, kota-kota seperti Bali, Surabaya, Jogja, dan Medan telah menjadi titik singgah, dan pada tahun 2025, rangkaian ini berlanjut ke Palembang, Batam, Solo, dan direncanakan ke Pontianak bulan depan. Acara di Solo melibatkan berbagai tokoh penting. Dari pihak Reku (@reku_id), hadir Mas Bintang (@BINTANGmhaptra ) dan Pak Robby. Dari komunitas lokal dan nasional, turut serta Mas Seto Samudra dari Crypto Solo Raya (@cryptosoloraya) dan Mas Yudha Tama (@Ytama99) dari WFA Indonesia (@WFA__Indonesia) Sedangkan dari proyek-proyek blockchain global, hadir Mas Fuji AR (@Fujiar_10 )sebagai perwakilan dari Lisk (@LiskHQ ) serta Mas Fikri (@Moving_03 ) dari SUI (@SuiNetwork_id).

Mengenal Reku dan Ekspansinya

Rekeningku, yang kini dikenal sebagai Reku, merupakan salah satu exchange kripto di Indonesia. Berdiri sejak 2018, Reku lahir dari perjalanan Pak Robby sebagai penambang kripto yang kemudian merintis platform jual-beli aset digital. Dalam tujuh tahun perjalanannya, Reku tidak hanya bertahan, tapi terus berkembang, baik dari sisi produk maupun jangkauan pengguna. Saat ini, Reku tidak hanya menyediakan transaksi aset kripto, tetapi juga menghadirkan fitur investasi di saham AS dan produk derivatif seperti futures. Kemudahan ini memberikan alternatif bagi pengguna untuk berinvestasi, termasuk ketika pasar kripto sedang mengalami fase bear. Bagi yang belum mengenal atau bingung memulai, Reku juga menawarkan fitur edukatif dan praktis seperti Reku Packs, yang mempermudah pengguna melakukan investasi berkala dengan alokasi otomatis pada aset-aset utama seperti Bitcoin, Ethereum, dan Solana. Pengguna cukup melakukan top-up dan DCA (Dollar-Cost Averaging), sehingga tidak perlu bingung memilih koin. Fitur lain yang disorot adalah staking dan akun perusahaan, yang mendukung transaksi lintas negara dengan USDT. Semua fitur ini, ditambah kemudahan KYC dan dukungan komunitas melalui Telegram resmi Reku, membuatnya menjadi ekosistem yang ramah bagi pemula maupun pelaku bisnis.

Komunitas Sebagai Fondasi

Salah satu kekuatan dari acara ini terletak pada peran komunitas. Hadirnya Crypto Solo Raya (@cryptosoloraya), yang dipimpin oleh Mas Seto Samudra, menegaskan pentingnya koneksi akar rumput dalam menyebarluaskan edukasi Web3. Komunitas ini aktif dalam mengenalkan kripto di wilayah Solo dan sekitarnya, serta menjadi penghubung penting antara proyek-proyek global dan antusiasme lokal. Sementara itu, dari Jogja, Mas Yudha Tama (@Ytama99) membawa semangat kolaboratif dari WFA Indonesia (@WFA__Indonesia ) yakni sebuah komunitas yang tumbuh dari kultur belajar bersama tentang airdrop, testnet, dan infrastruktur Web3. Dengan membawa tiga bendera yakni CryptoIndo Jogja (@CryptoindoJogja ) DevWeb3 Jogja (@devweb3jogja ) dan WFA Indonesia (@WFA__Indonesia ). Mas Yudha mengusulkan pentingnya memperluas jaringan komunitas serupa di Solo.

Proyek dan Karier di Web3: Dari Airdrop hingga Ambassador

Yang menarik dari diskusi ini adalah benang merah kisah para pembicara yang memulai perjalanan mereka dari titik nol beberapa bahkan hanya sebagai penikmat airdrop. Mas Fuji AR (@Fujiar_10 )misalnya, telah tertarik pada dunia Web3 sejak 2019. Awalnya hanya mencoba-coba airdrop, namun ketertarikan tersebut berkembang menjadi aktivitas volunteer, hingga akhirnya ia dipercaya menjadi Lisk Ambassador di Indonesia (@LiskHQ) Bagi mas Fuji, pengalaman tersebut membuktikan bahwa Web3 masih berada di fase awal dan membuka banyak peluang bagi mereka yang konsisten dan tekun. Mas Fikri (@Moving_03 ) yang kini menjadi ambassador untuk proyek SUI (@SuiNetwork) dari Medan, menambahkan bahwa industri Web3 memberikan kesempatan berkarier global tanpa harus meninggalkan Indonesia. Menurutnya, selama seseorang memiliki skill dan mampu menunjukkan kualitasnya, maka mereka bisa terlibat dalam proyek-proyek Web3 luar negeri, bahkan sambil tetap tinggal di kota asalnya. Ini adalah wajah baru dunia kerja: borderless, digital-native, dan meritokratis. Sementara itu, Mas Seto Samudra berbagi pengalamannya yang unik sebagai pengusaha di bidang farmasi yang akhirnya berpindah haluan ke dunia kripto. Dengan latar belakang bisnis lebih dari 16 tahun, Seto merasakan tekanan tinggi dari sektor farmasi, yang membuatnya mempertimbangkan arah baru. Ketika menemukan kripto di akhir 2022, ia mulai memasukkan sekitar 30% dari portofolionya ke Bitcoin. Dari situ, ia menyadari potensi sinergi antara finansial dan digital sebagai masa depan dunia usaha. Dari sisi komunitas edukatif, Mas Yudha Tama (@Ytama99 ) menjelaskan bahwa ketertarikannya terhadap Web3 dimulai dari kultur “gratisan” di tahun-tahun awal, sekitar 2010an, saat tren voucher dan warnet sedang marak. Ia mencoba berbagai voucher termasuk Doge Coin dan Bitcoin, hingga akhirnya pada 2022 ia memilih untuk terjun penuh ke Web3. Ia kini memfokuskan diri membangun komunitas dan membuka ruang belajar informal melalui kanal AMA dan kegiatan mingguan di Jogja.

Edukasi yang Ramah dan Terstruktur

Salah satu pesan utama dari acara ini adalah pentingnya edukasi Web3 yang inklusif dan terstruktur. Dalam setiap perjalanannya, Reku (@reku_id ) selalu menggandeng komunitas lokal sebagai mitra kolaboratif, bukan sekadar peserta. Hal ini menjadi pendekatan baru dalam edukasi industri kripto, yaitu mendorong tumbuhnya ekosistem organik, bukan sekadar kampanye komersial. Melalui program diskusi AMA yang diadakan rutin setiap hari Rabu, Reku membuka ruang diskusi antara komunitas dan proyek-proyek Web3. Selain itu, melalui sistem referral komunitas, individu atau kelompok seperti karang taruna juga bisa mendapatkan insentif edukatif dan finansial. Bahkan benefit atau keuntungan lebih jauhnya adalah bisa belajar dengan gratis melalui jalur komunitas partner Reku. Yang tidak kalah penting, acara ini menjadi titik temu antara pengguna baru, investor ritel, dan pelaku proyek. Diskusi yang terjadi tidak hanya berbicara soal teknologi, tapi juga soal transformasi sosial, peluang karier, dan pentingnya adaptasi masyarakat terhadap ekonomi digital yang semakin terdesentralisasi.

Categories:

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *