Menjelajahi Dimensi Baru Seni Digital: Wawasan Aris Nathanii dalam AMA Wormhole Indonesia

Posted by

Membongkar Perjalanan Aris Nathanii: Seniman Pixel Web3 yang Melampaui Batas

Pada tanggal 4 Juni 2025, Twitter Space Wormhole Indonesia (@wormholeindo) menjadi saksi sebuah diskusi inspiratif dengan Aris Nathanii (@arisnathanii), seorang seniman pixel terkemuka asal Indonesia. Aris, yang kini menjadi bagian integral dari tim kreatif proyek game NFT, @bakelandxyz, berbagi perjalanan transformatifnya dari seorang desainer grafis konvensional hingga menjadi pionir seni di ekosistem Web3. Sesi AMA (Ask Me Anything) ini, yang diselenggarakan dalam suasana santai namun penuh wawasan, mengungkap kisah di balik layar, proses kreatif, dan refleksi mendalam tentang evolusi artistik Aris di era digital yang baru.

Titik Balik ke Dunia Digital Art dan NFT: Sebuah Pengantar

Perjalanan Aris di dunia seni dimulai sekitar tahun 2018, berawal dari eksplorasinya di luar batasan desain grafis tradisional. Sebuah titik balik signifikan terjadi ketika ia menemukan inspirasi dari visual game klasik seperti Pokémon. Daya tarik visual yang sederhana namun kuat ini memicu eksperimennya dengan pixel art, sebuah gaya yang kemudian menjadi ciri khasnya.

Tak lama setelahnya, Aris menerima tawaran pekerjaan pertamanya dalam bentuk NFT. Momen inilah yang menandai perkenalannya dengan dunia Web3. Dari sekadar rasa ingin tahu, Aris menyadari adanya “rezeki” dan peluang besar di ranah ini, mendorongnya untuk berkomitmen penuh pada seni digital dan NFT. Ini bukan hanya pergeseran medium, melainkan sebuah transformasi karir yang didorong oleh potensi tak terbatas Web3.

Konsistensi: Pondasi dari Hobi Menjadi Profesi

Salah satu pilar utama kesuksesan Aris adalah konsistensi yang tak tergoyahkan. Ia mengungkapkan kebiasaannya di awal karir: membuat minimal satu karya setiap hari. Rutinitas harian ini tidak hanya berfungsi sebagai latihan, tetapi juga sebagai pembentuk kebiasaan dan penempa karakter artistiknya. Tanpa disadari, dedikasi ini menarik perhatian banyak pihak, membuka pintu bagi berbagai kesempatan baru.

Sebelum sepenuhnya terjun ke Web3, Aris telah mengasah kemampuannya sebagai seniman freelance, melayani klien internasional dan beradaptasi dengan beragam gaya desain. Puncaknya, pada awal tahun 2024, ia bertemu dengan tim @bakelandxyz. Pertemuan ini menandai keterlibatan yang lebih dalam di proyek NFT yang berfokus pada game, mengukuhkan posisinya sebagai seniman Web3.

Membangun Bakeland: Kolaborasi, Karakter, dan Visi Visual

Di @bakelandxyz, peran Aris melampaui sekadar pembuatan visual. Ia bertanggung jawab untuk mengintegrasikan karakteristik khas pixel art-nya ke dalam semesta Bakeland, menyesuaikan desain dengan kebutuhan game sambil tetap mempertahankan gaya pribadinya yang unik.

Sebagai resident artist, Aris terlibat dalam pengembangan konten, mendukung konsep visual, dan menyusun presentasi untuk memperkenalkan Bakeland kepada komunitas. Baginya, kolaborasi yang efektif menuntut keseimbangan antara kebebasan berekspresi artistik dan kemampuan untuk beradaptasi dengan visi tim serta kebutuhan proyek. Ini adalah tarian antara kreativitas individu dan sinergi kolektif.

Mengatasi Tantangan Seniman di Dunia Web3

Aris mengidentifikasi beberapa tantangan krusial yang dihadapi seniman di dunia Web3:

  1. Relasi dan Komunitas: Dunia Web3 sangat bergantung pada koneksi dan komunitas. Tanpa jaringan yang kuat, kemajuan akan terhambat. Saran Aris bagi para pendatang baru adalah untuk terlibat aktif dalam komunitas, berpartisipasi dalam diskusi, belajar, membangun relasi, dan berbagi karya.
  2. Personal Branding: Di era digital yang dibanjiri karya seni, identitas visual dan karakter yang kuat menjadi esensial. Aris menemukan kekuatannya dalam pixel art. Gaya ini, meskipun sederhana, memiliki kekuatan unik: kemampuan untuk menciptakan dampak besar dari elemen yang tampak “kecil.”

Rahasia di Balik Pixel Art: Kesederhanaan Penuh Perhitungan

Aris berbagi wawasan mendalam tentang filosofi di balik pixel art. Ia menggambarkannya sebagai “meditasi visual,” sebuah proses yang mengharuskan seniman untuk merangkul keterbatasan. Kanvas yang kecil, elemen gambar yang terbatas, dan ruang detail yang minim justru menjadi tantangan yang memicu kreativitas: bagaimana menyampaikan kejelasan, estetika, dan emosi dari kejauhan.

Menurut Aris, dalam pixel art, setiap piksel memiliki makna yang signifikan. Jika gambar terlihat buram saat diperbesar, itu menandakan adanya kesalahan. Proses ini menanamkan disiplin visual yang kuat, mendorong seniman untuk tidak hanya fokus pada teknik, tetapi juga pada bagaimana menyampaikan pesan dan perasaan melalui bentuk yang sangat terbatas.

Kunci Sukses: Tips untuk Seniman Pemula di Web3

Di akhir sesi, Aris Nathanii memberikan beberapa kiat berharga bagi siapa saja yang ingin memulai perjalanan seni di Web3:

  1. Belajar Tanpa Henti: Dunia Web3 berkembang pesat. Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru dan terus memperluas wawasan.
  2. Cintai Prosesnya: Passion adalah kunci. Jika Anda tidak mencintai karya Anda sendiri, akan sulit bagi orang lain untuk mengapresiasinya.
  3. Gabung Komunitas: Web3 adalah tentang komunitas. Hadiri diskusi, jangan ragu bertanya, dan aktiflah berbagi karya.
  4. Kenali Gaya Visual Anda: Temukan dan kembangkan gaya artistik yang paling Anda sukai hingga menjadi identitas Anda.
  5. Pilih Jalur yang Tepat: Baik full-time atau freelance, pilih jalur yang selaras dengan ritme hidup dan tujuan pribadi Anda.

Ketika ditanya untuk mendeskripsikan NFT dalam satu kata, Aris dengan tegas menjawab: “Peluang.” Inspirasinya untuk mengilustrasikan tokoh ilustrator Korea dalam bentuk pixel art menunjukkan bahwa seni adalah dialog universal yang melampaui batas geografis dan budaya, kini juga terintegrasi dalam lanskap blockchain.

Kolaborasi dan Adaptasi: Mencari Titik Temu Kreatif

Aris menunjukkan fleksibilitas dalam pendekatannya terhadap kolaborasi. Ia menghargai ruang untuk eksplorasi kreatif, namun tetap menyadari bahwa kolaborasi adalah kerja tim. Oleh karena itu, ia selalu berusaha mencari titik tengah—baik dalam hal warna, referensi visual, atau arah konseptual. Diskusi yang terbuka menjadi kunci utama dalam setiap proses kolaborasi. Menghadapi perubahan cepat di dunia Web3, jawaban Aris sederhana namun mendalam: cintai apa yang Anda kerjakan. Hanya dengan kecintaan pada proses, seseorang dapat bertahan di tengah dinamika yang pesat. Web3, bagi Aris, bukan hanya tren sesaat, melainkan medium untuk membentuk identitas dan koneksi yang lebih dalam.

Web3: Sebuah Era “Early” Penuh Peluang

Menurut Aris, dunia Web3 masih dalam tahap “early adoption.” Banyak orang belum memahami esensi NFT, cara kerjanya, atau potensi yang ditawarkannya. Ia menyoroti minimnya diskusi tentang Web3 di institusi pendidikan seni, padahal peluangnya sangat besar, terutama bagi desainer muda yang siap bereksperimen. Aris menceritakan pengalaman menarik saat membuat karya “iseng” yang justru mendapat apresiasi luar biasa. Ini membuktikan bahwa ide-ide yang jujur, spontan, dan otentik seringkali mampu menyentuh audiens lebih dalam daripada karya yang terlalu terencana. Web3 menyediakan ruang yang unik untuk eksperimen semacam ini—sebuah arena di mana seniman dapat dengan bebas mencoba, gagal, dan akhirnya menemukan gaya khas mereka sendiri.

Categories:

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *