
Prolog
Pada hari Jumat, 11 Juli 2025, komunitas Web3 Indonesia kembali diramaikan oleh sebuah momen penting yakni Kick Off: Solana Super Game Jam 2 – Indonesia . Acara ini bukan sekadar peluncuran kompetisi membuat game berbasis Solana, melainkan juga jadi titik temu para developer, kreator, dan builder yang ingin berkontribusi di ekosistem blockchain. Diselenggarakan secara offline, acara ini mengumpulkan energi kreatif dari berbagai penjuru Yogyakarta. Satu momen penting dalam kick off ini adalah pengenalan Proyek Obelisk (@ObeliskProtocol ) sebuah proyek inisiatif yang kini resmi menjadi Solana Hub di Yogyakarta. Obelisk bukan hanya menjadi co-host Game Jam, tapi juga mengambil peran sebagai fasilitator jangka panjang untuk regenerasi talenta Web3 lokal di ekosistem Solana. Dari sinilah kisah menarik dimulai: tentang bagaimana sebuah kantor proyek web3 di Jogja bisa menjadi rumah ekosistem Solana, yang dibangun dengan semangat kolaborasi dan tanpa batas.
1. Obelisk, Sebuah Inisiatif Lokal dari Visi Global
Obelisk lahir bukan dari spekulasi token, bukan dari hype media sosial, tapi dari pengalaman nyata tim lokal yang telah lama bergerak di dunia Web3. Sebelumnya, mereka merupakan penyedia jasa pengembangan blockchain untuk klien luar negeri, terutama yang beroperasi di chain Solana. Adapun ketika di Vietnam Foundernya ketemu dengan Superteam yang merupakan salah satu jaringan komunitas Solana paling aktif di Asia Tenggara. Akhirnya mengajak bekerja sama di Yogyakarta untuk membentuk sesuatu yang lebih besar yakni Solana Hub yang secara official menjadi resmi di Yogyakarta. Dengan adanya hal ini, maka Solana Hub lokal pun resmi berdiri, bermarkas di Yogyakarta, dan langsung disokong oleh Superteam untuk menjalankan peran strategis: membangun komunitas dan menyediakan ruang kerja bersama untuk ekosistem Solana.
2. Misi Obelisk Coworking : Menghidupkan Ekosistem, Bukan Sekadar Workspace
Obelisk bukan coworking space biasa. Ia adalah laboratorium ide, ruang bertumbuh, tempat nongkrong, sekaligus wadah untuk berbagi ilmu dan berkolaborasi. Visi mereka adalah untuk menumbuhkan komunitas Web3 yang sehat dan produktif dari akar rumput di dalam Ekosistem Solana. Di sini, siapa pun bisa datang entah itu mahasiswa, developer ataupun pemula Web3, hingga fotografer yang ingin kontribusi di dunia digital terdesentralisasi. Tidak ada seleksi. Tidak ada hierarki. Semua berjalan sebagai komunitas.
3. Fasilitas untuk Semua, Tanpa Biaya dan Tanpa Syarat
Yang membuat Obelisk Coworking unik adalah keberaniannya untuk bersifat terbuka sepenuhnya. Mereka tak memungut biaya, tak meminta komitmen jangka panjang, bahkan menyediakan makanan dan internet super cepat secara cuma-cuma.
1) Ruang Kerja Gratis: Siapa pun boleh datang, pakai ruangan, ngoding, diskusi, belajar, atau sekadar nongkrong untuk belajar ekosistem Solana.
2) Internet Kencang + LAN Ready: Masing-masing meja disiapkan untuk 4 orang, lengkap dengan 4 port LAN. Bukan cuma WIFI, tapi koneksi kabel untuk stabilitas maksimal.
3) Konsumsi Bebas Ambil & Masak: Makanan dan minuman tersedia gratis. Bahkan dapurnya boleh dipakai buat masak sendiri. Ini benar-benar komunitas, bukan kantor korporat.
4) Jam Operasional Fleksibel: Saat ini buka dari jam 8 pagi hingga 10 malam (Senin–Sabtu), tapi ada permintaan untuk dibuka 24 jam terutama saat hackathon. Dan jika itu terjadi, sistem keamanan juga disiapkan.
5) Multidisipliner: Di Obelisk, bukan cuma coder yang dihargai. Ada tim desain grafis, fotografer, videografer, konten kreator, bahkan tim marketing yang siap bantu proyek komunitas. Semangat Obelisk Coworking bukan tentang membangun “produk”, tapi tentang menyediakan lingkungan. Lingkungan tempat siapa pun bisa bereksperimen, gagal, bangkit, belajar, dan akhirnya menciptakan sesuatu yang berdampak.
4. Belajar Web3 dari Nol: Workshop dan Saling Asah
Satu fitur utama dari keberadaan Obelisk adalah workshop mingguan gratis. Ini bukan ajang pamer skill, tapi ajakan terbuka untuk belajar bersama. Tak peduli kamu tahu atau tidak tentang Solana, smart contract, atau Web3 semua bisa ikut. Workshop ini dirancang agar pemula pun merasa nyaman. Bahkan, banyak peserta yang datang hanya karena ingin tahu “apa sih itu blockchain”. Obelisk percaya bahwa pendidikan adalah fondasi ekosistem. Maka mereka menyediakan platform belajar yang ringan, tidak eksklusif, dan penuh interaksi. Menariknya, bukan hanya peserta yang belajar. Tim Obelisk sendiri aktif dalam budaya saling mengajari. Setiap orang baik dari tim internal maupun pengunjung bisa jadi pembelajar sekaligus pengajar. Pendekatannya sangat horizontal dan berbasis kebutuhan riil.
5. Hackathon, Proyek, dan Peran Sebagai Fasilitator
Salah satu alasan kenapa Obelisk muncul dalam Kick Off Super Game Jam 2 ini adalah karena mereka punya peran penting: jadi fasilitator utama bagi para peserta hackathon di wilayah Jogja dalam ekosistem Solana. Kalau kamu sedang bikin proyek untuk Solana kamu bisa:
1) Datang ke Obelisk
2) Pakai tempat dan internet gratis
3) Bikin tim bareng peserta lain
4) Diskusi teknis dan dapat mentoring
5) Minta bantuan desain atau videografi dari tim internal
Dan semua ini… tidak dikenai biaya. Jika proyek kamu butuh branding, dokumentasi, atau konten video, dan kamu ingin minta bantuan profesional dari tim Obelisk, barulah kamu bisa diskusi soal “sewa jasa”. Tapi ini sifatnya opsional. Beberapa tim yang justru dibantu secara sukarela, asal proyeknya jelas dan punya dampak ke ekosistem. Sempat muncul pertanyaan soal pajak atau pembagian hasil misalnya jika sebuah tim menang hadiah dari hackathon. Jawaban dari tim Obelisk jelas: tidak. Mereka tidak meminta bagian, karena tujuan mereka murni sebagai pendukung komunitas.
6. Ekosistem Itu Tentang Orang, Bukan Hanya Proyek
Obelisk ingin mengubah cara pandang tentang apa itu “komunitas Web3”. Bagi mereka, komunitas bukan soal token, bukan soal volume trading, bukan juga soal roadmap yang muluk-muluk. Yang penting itu orangnya. Dan di Obelisk, mereka menciptakan tempat untuk orang-orang itu bertemu. Bukan hanya developer, tapi juga orang yang jago branding, paham distribusi, ngerti soal konten, atau sekadar suka ngobrolin teknologi baru. Karena kenyataannya, membangun proyek Web3 itu multidisipliner. Obelisk tahu betul bahwa developer adalah “tulang punggung”, tapi bukan satu-satunya. Maka mereka menyambut semua jenis builder apapun latar belakangnya selama punya semangat yang sama: berkontribusi untuk membangun sesuatu di ekosistem Solana.
Penutup: Obelisk Bukan Sekadar Tempat, Tapi Gerakan
Apa yang sedang dibangun di Obelisk bukan sekadar ruangan, bukan sekadar komunitas yang sesekali kumpul, tapi sebuah gerakan. Gerakan yang percaya bahwa ekosistem Web3 bisa dibangun dari kota-kota seperti Jogja dengan pendekatan yang kolaboratif, terbuka, dan inklusif.
Leave a Reply