Laporan AMA Wormhole Indonesia Bersama Community Lead Hyperliquid Indonesia

Posted by

Prolog

Pada tanggal 27 Juni 2025, terdapat AMA (Ask Me Anything) yang diselenggarakan oleh Wormhole Indonesia (@wormholeindo ) via Twitter Space. Acara ini menghadirkan Bryan Setia (@BryanSetia99525) sebagai Community Lead Hyperliquid Indonesia (@Hyperliquid_IDN) yang mana menjadi pembicara utama dengan host @rdmcryptoguy dari pihak Wormhole (@wormholeindo). Diskusi ini menggali perjalanan pribadi Bryan di dunia kripto, evolusi perannya dalam komunitas Hyperliquid hingga pandangannya terhadap potensi ekosistem Web3. AMA ini menyajikan wawasan otentik tentang bagaimana komunitas tumbuh secara organik dan tantangan yang dihadapi oleh para penggiat Web3 di Indonesia. Adapun hasil dari pembahasan diskusi AMA poin-poinya dijabarkan sebagaimana berikut :

1. Perkenalan dan Awal Masuk ke Dunia Kripto

Bryan memulai cerita dengan mengenang awal perkenalannya dengan kripto, yang dimulai sekitar masa pandemi COVID-19 tahun 2019. Meskipun ketertarikannya masih sebatas eksplorasi, ketertarikan seriusnya baru tumbuh belakangan. Periode awalnya banyak diwarnai dengan fenomena NFT wave. Ia berhasil mendapatkan whitelist dari beberapa proyek NFT dan secara strategis exit sebelum market crash terjadi. Ini menjadi titik awal Bryan untuk menyelami dunia kripto lebih dalam, khususnya pada saat dirinya kembali ke ekosistem ini setelah menikah, dan mulai mencicil investasi dalam bentuk Bitcoin.

2. Masa Keemasan NFT dan Strategi Investasi Awal

Bryan membagikan kisahnya tentang masa keemasan NFT, di mana mendapatkan whitelist hampir selalu menghasilkan keuntungan. Ia mencontohkan proyek seperti Ragnarok, di mana ia berhasil meraih hasil besar. Strategi utamanya kala itu adalah aktif di komunitas, mengikuti berbagai event dan berinteraksi dengan para developer. Bahkan, untuk memenuhi syarat whitelist, ia menyewa jasa desain untuk berkontribusi ke komunitas, menunjukkan bagaimana kegigihannya terbayar

3. Kembali ke Kripto dan Peralihan Fokus ke Hyperliquid

Pasca pernikahan, Bryan (@BryanSetia99525 ) kembali ke kripto pada 2023 dengan pendekatan berbeda: mulai mencicil Bitcoin, belajar tentang DeFi, dan mulai berfokus ke Hyperliquid. Ia mengungkapkan bahwa perbedaan hasil antara saham dan kripto cukup signifikan, dengan 80% asetnya kini berada di kripto. Ia mulai mempelajari berbagai fitur di Hyperliquid, terutama DApps dan airdrop. Pengalaman awalnya di Hyperliquid bermula dari cuitan Andreas Tobing yang lewat di timelinenya. Dari sana, Bryan membeli token Hyperliquid saat harga sekitar 5 USD, lalu melakukan average up meski sempat turun.

4. Masuk Komunitas dan Perjalanan Menjadi Community Lead

Bryan masuk ke komunitas Hyperliquid Indonesia setelah aktif berinteraksi di launchpad bernama Hypurr Fun. Interaksinya di ruang chat membuatnya diundang ke grup Hyperliquid Indonesia yang kala itu masih sepi. Melihat potensi besar komunitas ini, ia memutuskan untuk serius membangun komunitas dan mendaftarkan diri melalui Hyper Collective. Setelah disetujui, ia pun menjadi salah satu penggerak utama. Bryan menekankan bahwa Hyper Collective adalah inisiatif komunitas, bukan bagian resmi dari Hyperliquid, tanpa dana insentif dari tim resmi.

5. Peran dan Tanggung Jawab Sebagai Community Lead

Peran utama Bryan kini adalah menyebarluaskan informasi terkait update dari Hyperliquid dan berbagai DApps baru di dalamnya. Ia juga membuka ruang untuk AMA dari para builder, termasuk dari luar negeri, agar komunitas bisa memahami lebih banyak tentang ekosistem. Hyperliquid memiliki dua chain: HyperCore (mainnet) dan HyperEVM, yang kerap membingungkan pengguna baru. Edukasi seputar hal ini menjadi fokus Bryan..

6. Kondisi Komunitas Hyperliquid Indonesia

Bryan (@BryanSetia99525 ) menjelaskan bahwa dinamika komunitas sangat dipengaruhi oleh harga token. Ketika harga turun, banyak yang menganggap Hyperliquid sebagai scam. Namun, ada juga anggota komunitas yang tetap fokus pada perkembangan ekosistem ketimbang harga. Bryan menceritakan pengalamannya mendampingi para pengguna awam, bahkan sampai menelepon langsung demi membantu mereka membuat wallet dan memahami HyperEVM. Ia juga sempat membuat dua batch kelas edukasi. Batch pertama berbayar namun akhirnya semua dana dikembalikan karena antusiasme tinggi, sementara batch kedua gratis tapi kurang ramai.

7. Kualitas Pengetahuan Anggota Komunitas

Sekitar 80% dari komunitas belum memahami kripto secara menyeluruh. Oleh karena itu, Bryan menyusun modul edukasi yang berisi materi dasar tentang Hyperliquid. Modul ini digunakan untuk mengarahkan pengguna baru sebelum menghubungi Bryan secara langsung. Dengan pendekatan ini, komunitas perlahan berkembang secara mandiri dan tidak bergantung pada satu orang saja.

8. Menjaga Semangat Komunitas di Tengah Fluktuasi Harga

Bryan mengakui bahwa saat harga token jatuh, banyak pengguna yang frustrasi. Namun, menurutnya penting untuk menjaga semangat komunitas tetap positif dan fokus pada produk dan inovasi, bukan hanya harga. Ia mengajak anggota untuk menjelajahi potensi yang ditawarkan Hyperliquid, termasuk berbagai DApps seperti Liquid Proofreading dan Felix Protocol yang memberikan yield dari stablecoin.

9.Potensi Ekonomi dari NFT dan DApps di Hyperliquid

NFT di Hyperliquid juga memiliki potensi besar. Ia mencontohkan NFT Hypeio yang pernah mencapai harga ATH (All Time High) sebesar 200 HYPE. Selain itu, Hyperliquid membuka peluang bagi pengembang DApps, di mana builder bisa membangun aplikasi tanpa perlu campur tangan langsung dari tim resmi Hyperliquid. Sebagian besar pengembangan datang dari komunitas.

10. Kesempatan sebagai Community Leader

Bryan menekankan bahwa menjadi community leader di Hyperliquid Indonesia tidak memberikan penghasilan tetap karena sifatnya yang unofficial. Namun, ia tetap menjalani peran tersebut karena kecintaannya terhadap dunia kripto dan keinginannya mengembangkan komunitas. Sumber pemasukan utamanya masih berasal dari bisnis luar Web3 yang keuntungannya kemudian diinvestasikan ke dalam ekosistem kripto.

11. Peluang Karier dan Masa Depan Web3

Di akhir sesi, Bryan berbagi pandangan bahwa peluang di dunia Web3 sangat besar, terutama bagi mereka yang memiliki skill coding. Ia melihat banyak permintaan terhadap developer, baik frontend maupun backend, khususnya untuk membangun DApps di HyperEVM. Ia juga berharap ke depan bisa menghadirkan builder dari Indonesia dalam sesi AMA, karena sejauh ini baru didominasi proyek-proyek dari Korea atau Singapura. Bryan juga menyoroti bahwa bekerja di Web3 sangat fleksibel dan menyenangkan. Meski begitu, ia tetap terbuka terhadap pekerjaan di luar Web3 jika peluangnya menarik.

Penutup

AMA ini menjadi refleksi bagaimana semangat komunitas dapat mendorong pertumbuhan ekosistem Web3 secara organik secara unofficial. Bryan Setia, melalui perannya sebagai Community Lead Hyperliquid Indonesia, menunjukkan bahwa edukasi, konsistensi, dan komunikasi terbuka adalah fondasi penting untuk membangun komunitas yang kuat. Meski tantangan selalu ada, AMA ini memperlihatkan bahwa masa depan Hyperliquid dan Web3 di Indonesia masih terbuka luas bagi siapa saja yang ingin belajar dan berkontribusi.

Categories:

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *