Memahami Lending dan Borrow di Dunia Web3 dengan Komunitas Nusa Finance

Posted by

Prolog

Pada tanggal 19 Juni 2025, sebuah diskusi komunitas Nusa Finance (@nusa_finance ) yang diselenggarakan di kafe Tilasawa. Adapun diskusi kali ini untuk membicarakan dunia Web3 lebih tepatnya tentang bagaimana sistem lending dan borrowing dalam DeFi bisa menjadi alternatif baru dalam mengakses layanan keuangan. Acara ini digagas oleh Nusa Finance, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) buatan anak bangsa. Sebagai narasumber utama, Yudha Tama hadir untuk menyampaikan materi secara praktis dan aplikatif kepada audiens yang sebagian besar merupakan pemula di ranah Web3.

Konteks dan Pentingnya Edukasi Web3

Yudha (@Ytama99 ) membuka sesi dengan membingkai pentingnya Web3 dalam konteks perubahan pola akses terhadap keuangan. Web3, menurutnya, adalah sebuah lompatan budaya sekaligus teknologi. Yang mana hal ini bukan sekadar upgrade dari internet yang kita kenal, tetapi sebuah reset sistem yang mengedepankan kepemilikan aset, identitas digital, dan interaksi ekonomi tanpa perantara. Dalam dunia Web3, seseorang bisa mengakses layanan keuangan, menjalankan kontrak, hingga berinvestasi, hanya dengan bermodalkan dompet kripto dan koneksi internet. Inilah mengapa DeFi menjadi kunci penting. Dan di dalamnya, fitur lending dan borrowing tidak hanya menjadi layanan dasar, tetapi juga strategi keuangan yang fleksibel dan inklusif. Dalam sesi ini dihadiri juga oleh : @hankarimm ,@rdmcryptoguy ,@nopal_gud ,@zktitus, @0xkerasakti .

Penjelasan Konseptual tentang Lending dan Borrowing di DeFi

Secara sederhana, lending dalam konteks DeFi berarti menyimpan aset kripto di dalam protokol untuk kemudian mendapatkan imbal hasil (APY). Aset yang disimpan ini akan digunakan oleh pengguna lain yang ingin meminjam (borrow) aset dalam bentuk stablecoin atau aset kripto lainnya. Sebaliknya, borrowing adalah mekanisme di mana seseorang dapat meminjam aset dengan menjaminkan aset lain yang telah dimilikinya. Mekanisme ini bekerja melalui sistem overcollateralized, di mana nilai jaminan lebih besar dari jumlah pinjaman. Ini untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang menjadi karakteristik pasar aset kripto. Yudha (@Ytama99 ) mencontohkan sebuah kasus sederhana: seseorang memiliki BNB dan memperkirakan nilainya akan naik dalam waktu dekat. Namun, ia membutuhkan dana cepat. Daripada menjual BNB, ia memilih untuk menjaminkannya di Nusa Finance (@nusa_finance ) dan meminjam USDT. Ketika harga BNB naik sesuai prediksi, ia bisa melunasi pinjaman dan mendapatkan kembali BNB-nya. Strategi seperti ini sering digunakan oleh pengguna DeFi untuk menjaga eksposur terhadap aset utama mereka.

Mekanisme Kerja dan Risiko yang Perlu Dipahami

Salah satu keunggulan sistem DeFi seperti yang digunakan Nusa Finance adalah otomatisasi melalui smart contract. Tidak ada pihak ketiga yang menjadi perantara. Semua proses dilakukan oleh kode yang berjalan di atas blockchain. Pengguna tetap memegang kendali atas asetnya, dan interaksi terjadi secara peer-to-contract. Namun, Yudha juga mengingatkan bahwa pengguna harus memahami risiko likuidasi. Ketika nilai jaminan turun dan rasio pinjaman melebihi batas yang ditentukan (Loan-to-Value ratio), maka sistem akan secara otomatis melikuidasi sebagian atau seluruh jaminan untuk melunasi pinjaman. Mekanisme ini penting untuk menjaga stabilitas protokol dan menghindari kerugian sistemik. Karena itu, edukasi dan kesadaran risiko menjadi bagian penting dalam penggunaan platform DeFi. Pemahaman terhadap APY, collateral factor, borrow limit, dan harga pasar harus menjadi bagian dari literasi dasar pengguna Web3.

Menjelajahi Fitur-Fitur Nusa Finance

Setelah sesi penjelasan konseptual, pembahasan mengalir ke sisi praktis, Yudha (@Ytama99 ) membahas secara langsung mengenai platform Nusa Finance melalui situs https://app.nusa.finance. Dengan tampilan yang ramah pengguna, peserta diajak untuk memahami fitur-fitur utama dari platform ini secara langsung. Platform ini bersifat non-custodial. Artinya, pengguna tidak perlu membuat akun atau menyimpan dana di pihak ketiga. Mereka cukup menghubungkan dompet kripto (seperti MetaMask) dan langsung bisa mengakses semua fitur. Dashboard utama memberikan informasi lengkap: posisi supply, posisi borrow, net APY, serta persentase risiko likuidasi. Semua informasi ini diperbarui secara real-time dan membantu pengguna dalam mengambil keputusan. Pada bagian supply market, pengguna bisa menyimpan aset kripto seperti BNB, ETH, BTCB, USDT, hingga stablecoin lokal seperti IDRT dan IDRX. Setiap aset memiliki nilai APY dan collateral factor yang berbeda. Pengguna dapat memilih mana yang paling sesuai dengan tujuan mereka, baik untuk sekadar mendapatkan bunga maupun untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman. Sementara itu, pada borrow market, pengguna bisa meminjam aset lain berdasarkan nilai jaminan yang telah mereka simpan. Seluruh proses dilakukan secara instan, tanpa proses administratif seperti pada layanan keuangan konvensional. Selain fitur utama lending dan borrowing, platform ini juga menyediakan layanan swap untuk pertukaran aset kripto, bridge untuk lintas jaringan blockchain, serta farming dan liquidity pool bagi pengguna yang ingin menjadi penyedia likuiditas dan mendapatkan imbal hasil tambahan.

Aspek Keamanan dan Kepatuhan Lokal

Salah satu keunggulan Nusa Finance adalah komitmennya terhadap transparansi dan keamanan sistem. Semua interaksi terjadi melalui smart contract yang telah diaudit secara independen. Pengguna dapat memverifikasi setiap transaksi di jaringan blockchain, menjadikannya jauh lebih transparan dibanding sistem keuangan tertutup.

Categories:

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *