
Prolog
Pada Rabu malam, 18 Juni 2025 pukul 19.15 WIB, komunitas Bybit Indonesia (@BybitIndonesia ) kembali menggelar sesi Live AMA Trading Masterclass ke-12 melalui Telegram resmi mereka. Episode ini mengangkat topik fundamental dalam analisa teknikal, yaitu Classic Chart Pattern salah satu metode yang masih relevan dan banyak digunakan hingga saat ini dalam strategi trading, baik di pasar tradisional maupun di dunia crypto. Sesi ini dipandu oleh Hizkia Tarmadi (@HizkiaTarmadi ) perwakilan resmi dari Bybit Indonesia, dan menghadirkan guest star spesial yaitu Sutansyah (@gamemambu ) dari Coinseek yanng mana adalah seorang praktisi dan analis teknikal yang dikenal aktif mengedukasi trader crypto di Indonesia. Diskusi ini secara khusus menyasar dua segmen trader: pemula yang ingin memahami dasar-dasar teknikal, dan trader berpengalaman yang ingin mempertajam strategi dengan disiplin metode yang lebih presisi.
Konsistensi Metode & Probabilitas: Fondasi Penting Sebelum Masuk ke Pasar
Salah satu insight utama dari sesi ini adalah bagaimana probabilitas menjadi kunci memahami perilaku market, termasuk market crypto yang sifatnya sangat volatil. Probabilitas di sini bukan sekadar peluang menang, tetapi bagaimana pendekatan terhadap market dibangun dari data historis yang konkret, bukan dari tebak-tebakan atau impuls sesaat. “Banyak trader sering gonta-ganti metode, misalnya hari ini pakai classic bottom, besok pakai head and shoulders. Akhirnya nggak bisa diukur mana yang berhasil dan mana yang tidak.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa konsistensi metode jauh lebih penting dibanding sekadar mencoba banyak strategi sekaligus. Campur aduk strategi justru menciptakan kebingungan yang membuat performa trading tidak bisa dianalisis secara objektif. Dalam dunia crypto yang sangat cepat dan noise-nya tinggi, banyak trader pemula lupa bahwa backtesting adalah fondasi untuk membangun kepercayaan diri dan akurasi strategi. Sayangnya, banyak yang langsung live trading tanpa melewati proses pengujian.
Classic Chart Pattern: Teori Lama, Fungsi Tetap Relevan
Classic Chart Pattern seperti double bottom, triangle, head and shoulders, hingga flag & pennant tetap relevan dalam dunia crypto. Namun, tidak semua pattern berlaku universal yang membuat penting bagi setiap trader untuk fokus pada satu jenis pattern terlebih dahulu, memahami sifatnya, dan menguasainya secara menyeluruh. “Bruce Lee pernah bilang: saya lebih takut pada orang yang melatih satu pukulan selama 1000 hari daripada orang yang berlatih 1000 pukulan selama satu hari.” Dalam konteks crypto trading, kutipan ini sangat tepat. Menguasai satu pola (misalnya ascending triangle) dan tahu persis bagaimana probabilitasnya di market BTC/ETH/USD atau altcoin lainnya, jauh lebih baik daripada menggunakan banyak indikator dan pattern tanpa arah yang jelas.
Waktu Trading Crypto: Apakah Malam Hari Selalu Lebih Menguntungkan?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam komunitas crypto adalah soal waktu terbaik untuk trading. Apakah malam hari lebih baik? Jawabannya: tergantung dari volume dan sesi market yang aktif. Market crypto memang buka 24/7, namun volatilitas dan likuiditasnya tidak selalu merata sepanjang waktu. Volume yang besar biasanya muncul pada overlap market besar khususnya saat US Market Open, sekitar jam 19.00 WIB. Kenapa? Karena sebagian besar “big money” institusi dan whale berasal dari Amerika Utara. “Kalau kamu trading di saham Asia, waktunya pagi. Kalau di crypto dan mengikuti market US, ya malam. Itu berpengaruh ke volatilitas dan validitas sinyal.” Jadi, trading malam bukan karena candlestick jadi ‘menafik’ (menipu), tapi karena volume dan partisipan market-nya memang meningkat di waktu itu. Dalam crypto, volume = bahan bakar pergerakan harga.
Hari dalam Seminggu: Apakah Weekend Berbahaya?
Volume di akhir pekan (weekend) biasanya turun drastis karena pasar tradisional seperti CME dan pasar saham global tutup. Crypto yang merupakan pasar digital memang tidak pernah tidur, tapi: “Saat big money libur, volume drop, dan risiko price manipulation meningkat.” Kurangnya partisipasi dari institusi dan market maker menyebabkan pergerakan harga di akhir pekan lebih rentan terhadap “fakeout” atau manipulasi harga. Oleh karena itu, banyak trader profesional menghindari open posisi besar saat weekend.
Pengaruh Bulan: Newmoon, Fullmoon, dan Psikologi Market
Salah satu segmen menarik dari sesi AMA ini adalah pembahasan tentang korelasi antara fase bulan (newmoon & fullmoon) dengan psikologi market. Meskipun terdengar seperti “cocoklogi”, ada sejumlah analis yang meneliti hubungan fase bulan dengan fluktuasi emosi manusia termasuk emosi para pelaku pasar. “Daya tarik bulan ke bumi bisa mempengaruhi sifat manusia. Tapi jangan jadikan teori ini acuan tunggal, lebih ke penguat sentimen.” Misalnya, newmoon dikaitkan dengan penurunan harga dan fullmoon dengan peningkatan aktivitas pasar. Namun, korelasi ini bukan berarti kausalitas. Gunakan ini sebagai tambahan informasi, bukan sebagai penentu utama keputusan trading.
Screening Market: Kombinasi Teknikal & Fundamental
Sebelum mengambil keputusan trading, penting untuk screening market lebih dulu. Lihat bagaimana kondisi market saat sesi Asia (pagi hari), dan perhatikan perubahan saat sesi US (malam hari). Misalnya: 1. Apakah ada dump besar di market Asia? 2. Bagaimana responsnya saat US market buka? 3. Apakah pola supply and demand mendukung skenario buy/sell? Dengan menyusun pendekatan seperti ini, trader akan punya skenario jelas dan tidak asal buka posisi. Ini juga menandakan kedewasaan dalam membaca pasar.
Belajar dari Market, Bukan dari FOMO
Banyak trader yang terjebak dalam lingkaran “ikut-ikutan” melihat orang profit dari satu metode lalu langsung meniru tanpa tahu konteksnya. Padahal setiap metode butuh penguasaan. “Kalau tergantung orang lain, ya bakal terombang-ambing terus. Makanya, kuasai satu metode dan latih sampai benar-benar tahu probabilitasnya.” Crypto market sangat dinamis, dan hanya mereka yang punya strategi jelas serta disiplin yang bisa survive dalam jangka panjang. Oleh karena itu, edukasi seperti AMA ini sangat penting untuk membangun budaya trading yang sehat.
Kesimpulan: Probabilitas & Konsistensi Adalah Kunci
Sesi AMA ini menjadi pengingat bagi kita semua baik trader pemula maupun berpengalaman bahwa trading bukan sekadar keberuntungan atau “tebak-tebakan candle”. Dalam dunia Web3 dan crypto yang penuh inovasi, tetap dibutuhkan pendekatan berbasis data, disiplin, dan konsistensi metode. Classic Chart Pattern bukan teori usang, tetapi alat bantu yang jika digunakan dengan benar bisa sangat powerful, terutama jika digabung dengan volume analysis, time zone awareness, dan pemahaman psikologi pasar. Dan pada akhirnya, ingat pesan utama dari sesi ini: “Lu boleh main di Web3, di crypto, di NFT, di memecoin. Tapi yang survive itu yang ngerti probabilitas, ngerti data, dan tahu kenapa dia masuk market.” Jika kamu ketinggalan sesi AMA hari ini, pastikan follow komunitas Telegram Bybit Indonesia untuk episode-episode mendatang dari Bybit Trading Masterclass. Siapkan catatan, buka mindset, dan jadikan setiap sesi sebagai bahan upgrade strategi kamu di market crypto!
Leave a Reply